Semarang Diserang Banjir, Bandara Lumpuh, Stasiun Lumpuh Yang Bully Ganjar Kok Sepi Banget

Semarang dilanda banjir besar. Ribuan rumah terendam, bandara ditutup, stasiun kereta api juga lumpuh. Meski wilayah kekuasaannya diserang banjir parah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, relatif aman-aman saja. Tidak banyak yang mem-bully-nya. Padahal, kalau banjir seperti ini melanda Jakarta, sudah pasti banyak pihak yang rame mem-bully Gubernur Anies Baswedan.

Banjir mulai mengepung Semarang sejak kemarin pagi, setelah hujan deras mengguyur Ibu Kota Jawa Tengah itu selama hampir 5 jam. Banjir hampir merata di seluruh kota dengan ketinggian air bervariasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebut, banjir merendam 76 kelurahan di 10 kecamatan. Sepuluh kecamatan itu adalah Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Selatan, Ngaliyan, Pedurungan, Semarang Timur, Genuk, dan Gayamsari. Kawasan yang paling parah berada di daerah Ngaliyan. Ketinggian air di sana mencapai 1,5 meter atau setinggi leher orang dewasa. 

Selain banjir, longsor juga terjadi di sebagian wilayah Semarang, seperti di Genuk Krajan, Jomblang, Tegalsari. Di Kecamatan Candisari, longsor menyebabkan satu korban meninggal dunia dan satu orang masih tertimbun. Selain itu, ada seorang warga yang meninggal akibat kesetrum listrik. “Warga Bugangan Kecamatan Semarang timur kesetrum di rumahnya yang terendam banjir,” kata Sekretaris BPBD Kota Semarang Winarsono, kemarin. 

Sejumlah jalan protokol di Semarang terendam. Seperti Jalan Soekarno-Hatta.  Banjir juga melumpuhkan ruas jalur Pantura Semarang-Kendal. Ketinggian air yang mencapai 1 meter menyebabkan jalanan tak bisa dilalui kendaraan. Pengendara pun terpaksa berbalik arah.

Landasan pacu Bandara Ahmad Yani, tak luput dari banjir. PT Angkasa Pura I akhirnya menutup bandara mulai dari pukul 9 pagi kemarin hingga pagi hari ini. Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan mengatakan, pihaknya tengah berupaya mengeringkan runway dengan 54 pompa. Akibat penutupan ini, 21 penerbangan dibatalkan. Handy mengimbau calon penumpang yang terdampak, menghubungi maskapai untuk refund dan reschedule penerbangan.  

Banjir juga merendam Stasiun Tawang dan mengganggu perjalanan kereta api jalur utara. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro menyebut, ada enam KA penumpang yang perjalanannya terganggu. KA Argo Bromo Anggrek tujuan Jakarta-Surabaya dialihkan lewat jalur selatan. Penumpang KA Harina jurusan Bandung-Surabaya terpaksa turun di Stasiun Poncol dan dialihkan ke Stasiun Brumbung dengan bus untuk melanjutkan perjalanan. 

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti mendatangi lokasi banjir di kawasan Mangkang. Ia minta BPBD dan Basarnas mempersiapkan tenda pengungsian, mendirikan dapur umum, dan menyisir warga. “Ini sangat luar biasa, karena hujannya hampir 12 jam sehingga hampir semua sungai di Kota Semarang meluap dan menggenangi rumah warga dan jalan,” kata Hevearita. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sampai turun gunung. Kemarin, Basuki dan jajarannya sidak ke Kawasan Kota Lama, Semarang. Di sana, ia meninjau drainase. Menurut dia, banjir kali ini disebabkan curah hujan yang tinggi bersamaan dengan pasang air laut yang tinggi. “Dari hitungan hidrologi, periode ulangnya (curah hujan ekstrim) setiap 50 tahun,” kata Basuki. 

Kementerian PUPR telah mengoperasikan tiga pompa untuk menyedot air ke Kali Semarang. Tak hanya itu, ke depannya, revitalisasi sungai di wilayah tersebut akan terus dilakukan. 

Banjir di Semarang ini jadi perhatian warga dunia maya. Sampai tadi malam, kata kunci “banjir”, “Semarang”, masuk daftar trending topic. Selain itu, kata kunci Ganjar dan Pak Anies, turut ramai dibincangkan. 

Sebagian pengguna memang mengaitkan banjir ini dengan Ganjar. Macam-macam komentarnya. Ada yang menyindir, ada juga yang mengkritik. Yang menyindir misalnya mengaitkan dengan omongan Ganjar tahun lalu saat akan menawarkan bantuan ke Anies dalam menanggulangi banjir Jakarta. Kini, omongan itu berbalik. “Pak Anies tak ada niat membalas budi Den Ganjar ni,” sindir @edimahamg, sambil menautkan berita terkait.  

 

Sindiran juga disampaikan tokoh Papua Christ Wamea di akun @putrawadapi. “Semarang dikepung banjir, Pak Ganjar di rumah saja,” kicaunya. Saat ini, Ganjar memang lagi bikin program Jateng di rumah saja untuk memutus rantai penularan Covid-19. 

Warganet juga iseng mengaitkan kata “Pak Anies” dalam setiap cuitan terkait banjir di Semarang. Saking banyaknya, kata kunci “Pak Anies” nangkring di puncak trending topic. “Yang banjir Semarang kenapa yang trending Pak Anies?” tanya @somadidua, heran. 

Meski jadi sorotan, memang tak banyak warganet yang mem-bully Ganjar. Hal ini berbeda saat banjir melanda Jakarta, tahun lalu. Saat itu, Anies habis jadi sasaran bully. 

Melihat kondisi ini, dalang nyentrik Sujiwo Tejo sampai heran. Dia bercerita, teman-temannya memberi kabar kalau Semarang dikepung banjir. “Apa betul? Soalnya, medsos sepi. Biasanya kalau memang ada banjir tuh medsos penuh rombongan akun-akun ber-angka yang ramai infoin banjir itu plus maki-maki gubernurnya. Apa WA temenku itu hoaks? Please let me know,” kicaunya di akun @sudjiwotedjo. 

Akun @paparafie sok memberi penjelasan. Kata dia. bully khusus untuk Anies. “Yang mereka tunggu banjir di Jakarta Mbah. Daerah lain nggak berlaku,” jawabnya. 

Lalu, ke mana Ganjar? Sampai sore hari, Ganjar tak terpantau keluar rumah. Dia memang komentar, tapi bukan soal banjir. Melainkan soal program “Jateng di Rumah Saja”, yang mulai berjalan kemarin. Menurut dia, dari hasil laporan bupati dan wali kota di Jawa Tengah, program itu sudah berjalan bagus. 

“Kota Semarang saya ‘ngikuti’ sendiri, daerah lainnya juga masih ‘on going’ dan sudah menyampaikan laporan berupa foto dan video. Ada juga yang melaporkan seperti Pati, katanya pasarnya masih terlalu ramai,” ujarnya.

Malam hari, baru Ganjar memberi keterangan soal banjir ini, di rumah dinasnya. Ia mengatakan, di beberapa daerah ada pengungsi akibat banjir yang melanda antara lain di Pekalongan, Kudus, dan Kota Semarang.

Ganjar meminta tempat pengungsian dibuat lebih lega untuk mengantisipasi penularan Corona. “Karena lagi Covid-19, maka harus disiapkan agar semuanya aman. Saya minta semua siaga satu,” lanjutnya.

Terkait penyebab banjir, Ganjar mengutip keterangan BMKG. “Dari laporan BMKG karena kondisi curah hujan yang ekstrem. Beberapa daerah khususnya Kota semarang memang ekstrem, sehingga curah hujan tinggi sekali,” katanya. [BCG]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *