Pengen Lolos Pemilu 2024 Gelora Pantang Obral Janji
PartaI Gelombang rakyat (Gelora) Indonesia memilih fokus menjalankan fungsinya sebagai partai politik (parpol), dan tidak mau mengobral janji di masyarakat. Strategi ini sebagai respons atas keraguan parpol baru sulit bertahan dalam kontestasi Pemilu, sekali pun punya modal besar dan pendiri dari jajaran tokoh nasional.
Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfudz Siddiq sadar betul, saat ini mayoritas masyarakat Indonesia sudah melek politik. Karenanya, parpol harus pintar mengambil simpati rakyat dengan menjalankan semua fungsinya. terutama memberikan pendidikan politik dan advokasi atau agregasi kepentingan politik masyarakat.
“Kalau ini dilakukan, Insya allah masyarakat akan punya preferensi baru tentang partai politik. Mereka lebih menerima dan menyukai partai politik. tidak sekadar transaksi jual beli suara seperti perilaku politik selama ini,” ujar Mahfudz kepada wartawan, kemarin.
Praktik perpolitikan seperti ini yang sedang dilakukan pengurus Partai Gelora dari pusat hingga daerah. Kendati begitu, mantan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengakui ada hal penting lain yang membuat partai politik bisa bertahan, bahkan berjaya di setiap Pemilu.
Salah satu kuncinya adalah kepengurusan di seluruh desa atau kelurahan. Karenanya, saat ini Partai Gelora fokus menyelesaikan susunan kepengurusan partai hingga tingkatan desa/ kelurahan. targetnya, april 2021 sudah beres agar bisa lolos di Pemilu 2024. “Saat ini, Partai Gelora sudah terbentuk di 34 provinsi dan sudah ada di 511 kabupaten/kota. tiga kabupaten kota lagi yang belum. Sedangkan untuk kecamatan sudah ada 5.700-an kecamatan atau 72 persen ada kepengurusan Partai Gelora,” jelasnya.
Berkaca pada Pemilu 2019, ka ta Mahfudz, tidak ada partai politik baru yang lolos ke Senayan, karena tidak memiliki kekuatan teritori yang kuat, meski punya dukungan dana dan media yang memadai. “Belajar dari itu, sejak tahun lalu kami fokus menyelesaikan teritori,” ucapnya.
Menurutnya, kekuatan teritori mutlak dimiliki parpol. Karena itu menjadi tolok ukur sebuah parpol memiliki kekuatan politik nasional yang nyata atau tidak. tanpa itu, bukan hanya parpol baru, tapi juga parpol lama tidak lolos. Karena sekarang tidak bisa lagi menggunakan politik identitas. “Parliamentary Threshold (PT) 4 persen terbukti selektif menyeleksi partai-partai baru, apakah punya kekuatan politik nasional,” ingat Mahfudz.
Selain itu, Partai Gelora akan men-set up kepengurusan di tingkat desa/kelurahan. ada sekitar 2.500 yang sudah terbentuk dari 80 ribuan. “Sisanya masih banyak. tapi akan kami rampungkan hingga jelang 2024,” tuntas Mahfudz.
Sebelumnya, Cendekiawan Muslim Prof Azyumardi Azra menilai, parpol baru akan sulit bersaing dalam Pemilu 2024, sekali pun memiliki pendanaan yang cukup maupun pendirinya pernah menduduki jabatan tinggi. tetap saja tidak bisa menjamin masuk parlemen. azyumardi menyarankan, para pendiri partai baru mencari cara lain dalam memperoleh suara untuk partainya. Misalnya, Perindo. Walau didukung keuangan dan media yang kuat, tetap saja tidak bisa masuk. [REN]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .