Penerapan Prokes Bobol Di Sana-sini DKI Siap Lockdown Pada Akhir Pekan..!

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta siap menerapkan lockdown setiap akhir pekan. Diharapkan, ada atau tidak kebijakan itu, masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

Pantauan Rakyat Merdeka, penerapan Prokes bobol di sana-sini, alias dilanggar di berbagai tempat ruang publik. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar Ketat (PSBB) sebulan terakhir tidak mengurangi aktivitas warga. Arus lalu lintas sepeda motor dan mobil tetap ramai di banyak tempat. Bahkan, pada pagi dan sore hari, kerap terjadi kemacetan.

Banyak warga tidak mengenakan masker saat keluar rumah. Pada malam hari, banyak tempat makan cuek dengan pembatasan jam operasional. Warga pun berkumpul di tempat-tempat tongkrongan.

Misalnya, di Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Barat (Jakbar). Setiap malam, gampang ditemui warung makan dan kafe yang buka melebihi jam operasional. Tengok saja, tempat usaha mulai dari Pasar Kebayoran Lama, hingga ke seputaran Palmerah dan Kampus Binus di Rawa Belong. Meski sering diperingati Satpol PP, warga tidak kapok untuk berkerumun lagi.

Penerapan Prokes juga kendur di tempat ibadah. Seperti di sebuah masjid yang terletak di Jalan Raya Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jaksel. Saat ibadah shalat Jumat, tak ada penerapan jaga jarak. Meski petugas sudah dibagikan masker di pintu masuk, namun, saat masuk di dalam masjid, tidak digunakan. Di area masjid juga ada pasar dadakan yang mengakibatkan orang berkerumun.

Di pasar, tak kalah kendur. Misalnya, pantauan Rakyat Merdeka, di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat. Di sini, memang ada bilik disinfektan di pintu masuk pasar hingga tempat cuci tangan di beberapa sudut pasar. Namun, kebanyakan kini hanya seperti pajangan saja. Tak digunakan. Di dalam pasar, banyak pedagang dan pembeli yang tidak memakai masker.

“Nggak nyaman pakai masker di dalam begini. Pengap rasanya. Udahlah yang penting hidup sehat, pikiran positif. Corona nggak deket-deket deh,” aku pedagang yang enggan disebut namanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengakui, pelaksanaan PSBB di ibukota masih belum maksimal. Sampai sekarang mobilitas masyarakat tetap tinggi. “Karena itu, Pemprov mempertimbangkan penerapan lockdown pada akhir pekan untuk membatasi pergerakan masyarakat,” ungkap Riza.

Usulan lockdown akhir pekan datang dari anggota DPR dengan mengadopsi kebijakan Pemerintah Turki. Di negara itu, karantina wilayah akhir pekan mampu menekan penularan Covid-19.

“Silakan saja itu kami serahkan kepada teman-teman DPR yang mungkin sudah menyampaikan ke Kemenkes, BNPB, pemerintah pusat,” kata Riza.

 

Namun, ditekankannya, kunci untuk mencegah penularan virus Corona adalah kedisiplinan dan kepatuhan warga jalankan prokes. Dan, mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Sebagus-bagusnya aturan, sebanyak-banyaknya petugas, seberat apapun sanksi tidak efektif menekan penularan,” jelasnya.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi meminta, ide lockdown di akhir pekan dipikirkan dengan matang. Alasannya, kebijakan tersebut dapat menyentuh sektor ekonomi.

Politisi PDI Perjuangan ini juga meminta, Pemprov DKI bersama TNI, Polri dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 lebih giat lagi mengawasi dan menindak pelanggaran Prokes.

Dai Kamtibmas

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, Irjen Fadil Imran menyampaikan, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi prokes di masyarakat. Salah satunya, dengan menggandeng puluhan dai dan ustadz.

“Akan ada 31 (dai) di Polda dan masing-masing Polres juga punya dai Kamtibmas. Ini yang akan keliling dari masjid ke masjid,” kata Fadil, kemarin.

Dia berharap, para dai kamtibmas bisa membantu kepolisian untuk menjaga ketertiban dan keamanan lewat ceramah-ceramah yang menumbuhkan persatuan masyarakat.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mendukung Program Dai Kamtibmas menyambut terbuka program tersebut. Menurutnya, tokoh agama yang terlibat dalam Program Dai Kamtibmas akan berusaha mewujudkan masyarakat yang beradab dan bermartabat. [FAQ]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *