Ngak Melulu Politik Partai Gelora Ingatkan Asyiknya Bisnis Dari Hobi Bercocok Tanam

Dalam kondisi pandemi Covid-19 bermunculan hobi baru salah satunya bercocok tanam. Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengingatkan bahwa bercocok tanam tidak sekedar hobi tapi juga menjadi peluang bisnis.

Ketua Bidang Gaya Hidup, Hobi dan Olahraga (Gahora) Kumalasari Kartini menyebut masyarakat bisa memanfaatkan hobi bercocok tanam yang lagi tren saat pandemi sebagai hobi menghilangkan kejenuhan.

“Bercocok tanam bisa menambah imun, menghilangkan stres dan menambah peluang bisnis,” katanya dalam keterangannya Minggu (7/2).

Wanita yang disapa Mala ini, bilang peluang keuntungan lumayan menggiurkan jika ditekuni dengan tepat. Mala mengaku ingin berbagi ide kepada masyarakat terutama kadernya untuk membuat peluang bisnis sendiri melalui kesenangan atau hobi.

“Di saat pandemi ini tanaman lagi naik daun dibandingkan dulu-dulu. Hobi yang jadi peluang bisnis,” katanya.

Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, lanjutnya, semua pihak perlu berpikir kreatif dan membuat sesuatu yang bermanfaat.

Wirausahawan urban plant Arif Rahman mengatakan, di daerah Krukut sudah membuat ‘Bank Sampah. Dia bersama temannya membuat keterampilan itu tidak hanya untuk dijual, tapi juga dimanfaatkan untuk menanam.

“Galon-galon bekas kami potong, kami tanami untuk estetika di depan rumah masing-masing. Sampah-sampah kita manfaatkan,” kata Arif.

Konsultan perhotelan Dyna Alaydrus, menjelaskan untuk menanam tanaman tidak harus dengan lahan yang luas. Tapi juga bisa dilakukan di dalam rumah (indoor plant).

“Di apartemen saya ada 150 jenis tanaman, semua sudut-sudut ruangan bisa kita tanami,” kata Dyna.

Menanam di indoor plant, lanjut Dyna, juga tidak memerlukan keahlian tersendiri dan mudah melakukan perawatan, dimana setiap tanaman cukup disiram selama satu minggu dan diatur pencahayaan yang cukup.

Sehingga setiap tanaman tidak perlu dijemur untuk mendapatkan sinar matahari. “Indoor plant akan semakin membuat keindahan ruangan. Ruangan akan terlihat semakin cantik, ” katanya.

Meidivera, pemilik Blue House Farm mengatakan, tanaman juga memiliki nyawa dan keterkaitan sesama makhluk hidup, sehingga butuh perawatan tersendiri.

“Ini usaha yang kami senangi, beda apabila melakukan usaha yang tidak disenangi. Maka usaha akan lebih ekstra, dan income yang dihasilkan kami optimalkan, ” kata Meidivera.

Menurutnya, tanaman yang ada di Blue House Farm rata-rata dihargai perdaun, dimana per daunnya bisa mencapai Rp 1,2 juta karena setiap tanaman memilikinya keunikan tersendiri.

 “Tapi sebagai penjual, kami ingin menjadi penjual yang amanah. Karena kami menjadikan sebagai sarana dakwah, tilawah quran dan kajian-kajian keagamaan, ” tukasnya. [JAR]

]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *