Disubsidi Kemenhub, Tes GeNose Di Terminal Pulogebang Gratis
Alat screening Covid -19 buatan anak bangsa, GeNose, mulai digunakan di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur. Untuk penerapan awal, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan subisidi, sehingga pengetesan dengan GeNose bagi para calon penumpang di terminal tersebut gratis alias tak dipungut biaya.
Pengecekan dilakukan secara acak, dengan target 50 sampai 100 orang per harinya. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, menjelaskan, merujuk pada SE (Surat Edaran) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, pengecekan kesehatan bebas dari Covid-19 bagi para calon penumpang bus sifatnya berupa imbauan atau tidak wajib.
Ini berbeda dengan transportasi kereta api antar kota (jarak jauh), di mana tes Covid-19 menjadi syarat wajib (mandatory) bagi para calon penumpangnya. “Ini merupakan inisiatif kami untuk menyediakan pengecekan melalui GeNose secara gratis mulai hari ini. Selanjutnya akan diterapkan juga di beberapa terminal besar di DKI,” ujarnya di Terminal Bus Pulogebang, Jakarta, Minggu (7/2).
Di tempat yang sama, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menjelaskan, pengecekan kesehatan khusus penumpang bus menggunakan GeNose baru ada di Terminal Pulogebang. Nantinya penggunaan GeNose akan diperluas ke sejumlah terminal tipe A yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Selain di terminal, pengecekan GeNose juga akan diterapkan di pelabuhan penyeberangan. “Kami harapkan ini dapat bermanfaat untuk mendeteksi kesehatan para calon penumpang angkutan bus dan penyeberangan. Kami targetkan dalam sehari dapat mengecek antara 50 hingga 100 penumpang di Terminal Pulogebang yang per harinya ada sekitar 700 sampai 1000 penumpang,” jelasnya.
Sementara Kepala Terminal Terpadu Pulogebang Bernard Pasaribu menyebut, GeNose membantu memperkuat sistem deteksi dini kepada penumpang dari kemungkinan terpapar Covid-19 di terminal tersebut. “Uji coba GeNose ini membawa hal positif bagi sistem deteksi dini bahaya Covid-19. Kita juga secara rutin melakukan pengetesan cepat antigen maupun antibodi terhadap penumpang yang terindikasi Covid-19,” ujarnya.
Dia berharap, kehadiran GeNose bisa menambah kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan bus umum dalam bertransportasi yang aman dan higienis. “Ya, semoga bisa menjadi semacam jaminan bahwa terminal di Jakarta saat ini aman dari penularan Covid-19,” harap Bernard.
Di Terminal Pulogebang, ada satu unit GeNose yang digunakan, berikut 500 kantong napas sebagai media pendeteksi Covid-19. “Saya perkirakan cuma cukup sampai besok. Sebab hari ini saja tersisa 150 kantong lagi,” imbuhnya.
Rencananya mulai Selasa (8/2), Kemenhub akan menempatkan satu unit GeNose lagi di pintu masuk kedatangan bus. Untuk sementara, kata Bernard, alat buatan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu baru digunakan secara acak. Penumpang yang datang ke meja registrasi akan diawasi petugas berdasarkan sejumlah gejala yang mendekati Covid-19, seperti demam, batuk dan pilek, maupun temperatur tubuh.
“Kita sifatnya acak, bukan harus (bagi semua penumpang). Siapa pun yang punya surat keterangan dokter dan minta cek, kita akan lakukan penelusuran,” katanya. Terminal Pulogebang menyiagakan 12 staf yang akan bertugas mengoperasikan alat GeNose. [KPJ]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .