Disiplin Warga Patuhi Protokol Kesehatan Pengaruhi Pemulihan Ekonomi
Pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Ini penting untuk mempercepat penanganan dan pengendalian pandemi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, perbaikan ekonomi di tahun 2021 sangat ditentukan oleh penanganan Covid-19.
Jika masyarakat semakin banyak yang menjalankan 5M yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas maka virus ganas ini bisa lebih terkendali.
“Untuk perekonomian tahun ini trennya akan terus membaik didukung dengan kemajuan penanganan Covid-19 termasuk vaksinasi,” katanya dalam acara KSSK, dikutip Kamis (4/2).
Dalam keterangannya dia menegaskan bahwa kecepatan pemulihan ekonomi akan banyak dipengaruhi oleh disiplin masyarakat dalam penerapan protokol Covid-19.
Pasalnya, jika penanganannya tak ada kemajuan maka berdampak pada jumlah kasus baru, sehingga negara harus rogoh kocek lebih dalam untuk siapkan anggaran berikutnya.
“Protokol kesehatan ini menjadi prasyarat bagi proses pemulihan ekonomi nasional,” tegasnya.
Sri Mulyani melanjutkan, KSSK masih berupaya mempercepat pemulihan ekonomi dengan memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan.
Upaya ini diwujudkan dalam Paket Kebijakan Terpadu untuk Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha dalam rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi untuk membantu sektor-sektor yang paling terdampak.
Menurutnya sektor yang terdampak harus tetap bertahan. “Kami memberikan insentif bagi sektor-sektor yang berdaya tahan (resilience) agar dapat mulai melakukan ekspansi usahanya. Ini sejalan dengan harapan membaiknya situasi pandemi sebagai hasil vaksinasi Covid-19 ke depan,” harapnya.
Ia melanjutkan perbaikan juga terjadi pada beberapa sektor yang mendukung kebutuhan primer, kondisi kenormalan baru, penanganan Covid-19 serta kegiatan ekspor.
Berikutnya, stabilitas eksternal pada 2021 tetap terjaga didukung oleh neraca pembayaran Indonesia 2021 yang diperkirakan surplus dan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan berada di kisaran 1 persen hingga 2 persen dari PDB.
Kemudian juga dipengaruhi ekspor yang tumbuh positif seiring dengan pemulihan global serta impor yang diperkirakan naik dengan tujuan memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri dalam bentuk bahan baku dan barang modal.
“Inflasi pada 2021 tetap terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1 persen ditopang dengan inflasi inti,“ ujarnya.
Secara keseluruhan, Sri Mulyani menegaskan stabilitas sistem keuangan diperkirakan tetap terjaga dan kuat dengan fungsi intermediasi perbankan yang diharapkan semakin pulih sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik.
Dia berharap, Covid-19 bisa teratasi oleh kesadaran masyarakat untuk berdisiplin. Program vaksinasi juga tak kalah penting karena memicu optimisme masyarakat dan pelaku usaha.
“Protokol kesehatan, kemampuan mengendalikan Covid-19 dan susksesnya vaksinasi ini sangat menentukan pemulihan ekonomi kita secara berkelanjutan,” tegas mantan pengamat ekonomi ini.
Tak hanya itu, Sri Mulyani menuturkan tren perbaikan ekonomi Indonesia 2021 turut didukung oleh peningkatan dan penguatan kebijakan serta pemulihan ekonomi global yang mulai terjadi di beberapa negara.
Beberapa lembaga multilateral memperkirakan ekonomi global 2021 tumbuh di level 5 persen sehingga diharapkan mampu menaikkan volume perdagangan internasional dan mendorong perbaikan harga komoditas global. [JAR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .